Apakah Benar Bangsa Yahudi Mengimani Rukun Iman Umat Islam?




Orang-orang yahudi secara konsep dasar sebenarnya mereka memang umat yang beriman kepada rukun iman kita, yaitu kepada Allah, para malaikat, para nabi, berbagai kitab suci dan seterusnya. Namun apa yang dikatakan dalam tataran konsep seringkali mereka langgar dalam tataran amal nyata.

Jadi kalau dibilang adakah kesamaan aqidah yahudi dengan aqidah Islam, sebenarnya ada kesamaannya secara konsep dasar, namun dalam kenyataannya banyak penyimpangan yang mereka lakukan sendiri.

A. Kesamaan

Tidak terlalu keliru kalau dikatakan bahwa dari segi aqidah, konsep Yahudi dan konsep Islam ada punya beberapa kesamaan. Yahudi dimasukkan sebagai kelompok agama samawi, karena pengakui adanya para malaikat, konsep kenabian dan kitab suci, turunnya wahyu dari Allah SWT kepada para nabi dan rasul.

Bahkan mereka juga mengakui adanya konsep tentang alam akhirat, mulai dari akan terjadinya hari kiamat dan kehancuran alam semesta, lalu adanya hari berbangkit, samai akan diadakannya hisab dan akhirnya eksistensi surga dan neraka.

Dalam hal ini kalau kita melihat secara keseluruhan, sisi aqidah dan konsep yang dimiliki oleh Yahudi hampir mirip dengan konsep rukun iman dalam agama Islam.

1. Percaya Kepada Allah

Umat Islam dan yahudi sama-sama mengakui keberadaan Allah SWT dan bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam. Dia adalah Sang Pencipta dan Yang mengatur seluruh kehidupan di dunia ini. Dialah yang memberikan kehidupan di alam dunia ini dan kepada-Nya pula semua akan dikembalikan.

Sampai disini sebenarnya nyaris belum ada perbedaan yang berarti antara kosep aqidah dalam Islam dan Yahudi.

2. Percaya Kepada Malaikat

Kita mengakui keberadaan para malaikat, mereka juga mengakui adanya para malaikat. Dan yang menarik, dari beberapa nama malaikat yang kita kenal dalam aqidah kita, ternyata sebagian nama itu justru nama khas yahudi. Jibril, Mikail, Israfil, Izrail tidak lain adalah nama khas yahudi. Dalam bahasa Inggris nama seperti Gabriel, Micheal dan seterusnya bukan nama yang asing.

3. Percaya Kepada Nabi

Kita mengakui adanya para nabi dan rasul yang diutus Allah SWT kepada manusia dengan membawa syariat samawi. Yahudi juga sama, mereka juga mengakui keberadaan para nabi dan rasul ini. Dan hampir mirip dengan kasus malaikat, nama para nabi dan rasul yang kita kenal, banyak sekali nama-nama khas yahudi.

Kita menyebut Nabi Ibrahim dan mereka menyebut Abraham. Kita mengakui kenabian Musa dan mereka menyebut Moses. Kita menyebut Nabi Ya'qub, Yusuf, Zakria, Yahya, Isa, dan mereka menyebut Jacob, Joseph, Zacari dan Jesus.

Jadi nabi dan rasul yang kita hafalkan namanya itu, sebagian besarnya justru berdarah yahudi dengan nama khas yahudi.

4. Percaya Kepada Kitab Suci

Dalam konsep aqidah yahudi memang dikenal adanya kitab-kitab suci yang turun dari Allah SWT kepada umat manusia lewat perantaraan malaikat dan diturunkan kepada para nabi dan rasul. Mereka percaya dengan kitab suci Taurat, bahkan mereka bangga dengan kitab suci mereka.

5. Percaya Kepada Hari Kiamat

Konsep adanya hari akhir atau hari kiamat juga dikenal dalam agama yahudi, sebagaiman kita umat Islam meyakininya sebagai bagian dari rukun iman yang enam. Armagedon misalnya, kita mengenalnya dengan al-malhamah atau kiamat kubra.

B. Penyimpangan

Namun juga harus diterima bahwa orang-orang Yahudi juga melakukan penyimpangan aqidah yang mereka terjebak di dalamnya. Setidakya ada dua ayat yang secara tegas menjelaskan hal itu.

Dari rukun iman di atas, meski banyak kesamaan namun yahudi jelas punya beberapa penyimpangan. Misalnya ketika kita sama-sama percaya kepada wujudnya Allah, orang-orang yahudi Bedanya menjadikan menyembah anak tuhan dan anak sapi.

1. Syirik Kepada Allah

a. Menjadikan Nabi Uzair Sebagai Anak Allah dan Menyembahnya

Orang-orang Yahudi ini menjadikan salah seorang nabi dari Bani Israil sebagai anak Allah yang mereka sembah. Dan itu sebuah cacat aqidah yang fatal dan parah.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah". (QS. At-Taubah : 30)

b. Menyembah Patung Anak Sapi

Orang-orang Yahudi juga pernah membuat patung emas yang berwujud anak sapi lalu mereka sembah layaknya tuhan. Ini pun cacat aqidah yang fatal dalam agama mereka. Setidaknya merupakan cacat sejarah yang pernah mereka lakukan.

وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَىٰ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ ۚ أَلَمْ يَرَوْا أَنَّهُ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيهِمْ سَبِيلًا ۘ اتَّخَذُوهُ وَكَانُوا ظَالِمِينَ

Dan kaum Musa membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Araf : 148)

فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَٰذَا إِلَٰهُكُمْ وَإِلَٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِيَ

Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". (QS. Thaha : 88)



2. Banyak Mengingkari Nabi

a. Tidak Mengakui Kenabian Muhammad SAW

Meski umat Islam dan orang-orang yahudi sama-sama percaya dengan konsep kenabian dan punya banyak nabi yang sama-sama dihormati, namun ada satu kesalahan fatal, yaitu mereka tidak mengakui kenabian Muhammad SAW.

Padahal awalnya mereka sendirilah yang mengatakan akan adanya nabi terakhir. Dan untuk itu banyak orang-orang yahudi yang hijrah ke Yatsrib (Madinah), demi sekedar untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.

Bukan karena mereka tidak kenal Nabi Muhammad SAW, tetapi karena kedegilan aqidah mereka. Sebab Al-Quran sudah menyebutkan bahwa mereka mengenal Nabi Muhammad SAW seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Al-Bawarah : 146)

b. Mendustakan Para Nabi bahkan Membunuh Mereka

Anehnya bangsa Yahudi ini, di satu sisi mereka percaya keberadaan para nabi dan rasul, bahkan membangkan bahwa hanya bangsa mereka saja yang mendapatkan karunia berupa datangnya para nabi dan rasul. Namun di sisi lain, tidak sedikit dari para nabi dan rasul itu yang justru mereka dustakan, bahkan sampai mereka bunuh.

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS. Al-Baqarah : 87)

3. Rusak Iman Kepada Kitab Suci

a. Menginkari Para Nabi

Orang-orang yang Yahudi meski merasa bangga bahwa hanya bangsa mereka saja yang mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT dengan diturunkannya banyak kitab-kitab suci dari langit, namun dalam kenyataanya justru banyak sekali kitab sudi yang mereka ingkari.

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS. Al-Baqarah: 89)

b. Mengimani Kitab Suci dan Mengingkari Sebagian Yang Lain

Kadang mereka mengimani kitab suci, tapi seringkali kitab suci yang lain tidak diimaninya. Intinya, beriman kepada sebagian ayat tapi ingkar kepada ayat yang lainnya.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" (QS. Al-Baqarah: 91)

Jadi kurang lebih begitulah sifat-sifat Yahudi, dimana secara teori mereka memang menyatakan diri beriman kepada rukun iman kita yang enam itu, namun dalam kenyataan dan dalam tataran teknis, mereka rajin merusak keimanan mereka sendiri.

Sumber : RumahFiqih.com

Comments